Posts

Showing posts from January, 2014

(Still) My (Best) Friend

Image
I have a friend that very closed to me. Her name is Azka Merci Fauziah Lestarie. People called her Azka or Osy. She lived with her father and mother. She also has sibling. Her sibling only one brother. His name is Dwiantoro Azka Nayottama. People called him Nayo. Her father name is Azril. Her mother name is Karsih. She was born on February, 23rd. She has olived colored skin. She also has brownish black eyes. Her weight is 44 kilograms. Her height is around 158 centi meters. She is kind and diligent too. Her hobby is reading book. There are so many book that she ever read. So many favorite writer that she liked. They are Sitta Karina, Alia Zalea, Ika Natassa, Esti Kinasih, Dahlian, Christian Simamora, and Agnes Jessica. There is Stephenie Meyer too that wrote Twilight Saga tetralogy. She has dreams. Her dreams is become a psychologist or working on television. To reach her dreams she want to go to college between University of Indonesia or Padjajaran University. She will take major

Not Saying Word

Aku bodoh. Ya, sungguh bodoh. Kalau saja saat itu aku memintanya menunggu.... Tapi aku tidak ingin bersikap egois. Aku juga tidak yakin dia akan menunggu. Tapi kalimatnya saat itu seperti memintaku untuk mempercayainya. Kenapa aku tidak menyadarinya? Betapa bodohnya aku. *** Flashback on... "Aku beneran suka sama kamu. Apa kamu ga bisa lihat itu?" Katanya setengah gusar. Berulang kali dia mengatakan hal yang sama. "Kamu kalo becanda jangan keterlaluan dong, Lang." Kataku berusaha untuk tidak terpancing. "Apa lagi yang harus aku buktiin supaya kamu percaya?" "Ga ada, Lang. Udah cukup. Kita punya masa depan yang berbeda. Apa kamu ga bisa lihat?" "Tapi aku serius. Aku bakal nunggu kamu sampe kita dipertemukan lagi. Dan aku yakin kita akan dipertemukan lagi." "Engga, Lang. Kamu ga perlu nunggu karena aku juga ga bakal nunggu kamu." "Kamu serius? Kalo kamu minta aku nunggu aku pasti akan nunggu kamu." Katanya ka

Fortune or Curse?

"Hoahm.... jam berapa sih? Gawat! Gawat! Gawaat! Gue telat! Telat! Telat! Ayaah.... ibuuu... aku telaat." Kataku setengah berteriak membangunkan seisi rumah yang sudah kesiangan. "Tuhkan! Kamu ga pasang alarm apa?" Kata ibuku yang malah mengomel padaku. Yang bisa kulakukan hanya nyengir tidak jelas sambil meminta maaf. "Udah kook." Kataku. Padahal kan aku juga baru tidur dua jam gara-gara keasyikan baca novel . *** "Huft. Hampir aja gue kena. Untung aja. Alhamdulillah." Kataku sambil mengelus dada sehabis jalan cepat memasuki pintu gerbang. "Oi! Kay, temenin gue yuk ke koperasi." Kata Dila sesaat setelah aku duduk dibangku. Untung saja guru di jam pertama juga belum masuk. "Ga sabar amat sih lu. Gue baru juga nyampe." "Yaelah... maap deh. Tapi mau ya?" "Iya deh." Jawabku malas. "Yaudah. Ayo buruan." Katanya menarikku bangun. Setengah terpaksa aku berjalan mengikutinya ke kantin. Aku baru

Goyang Caesar

Huah... sebenernya gue udah mau tidur pas nge- post ini. Tapi namanya ide kalo diendepin malah jadi ga berguna. Iya engga? Kalo engga juga gapapa kok. Gue kan ngomong gitu juga gara-gara abis dengerin seminar kemaren yang diadain sekolah. Sebutlah gue dan anak policeliners yang lain sok kerajinan. Tapi percayalah.... kita emang kelewat rajin. Apasih? Tapi gue serius loh! Paling banter waktu itu sempet ampe--atau cuma hampir gitu--sepuluh orang.Baiklah... intro yang ga penting--selalu. Wkwkwk. Kembali ke topik yang bersangkutan dengan judul. Kalian tau kan dimana letak kamar gue? Dan fyi , aja nih... gue udah ga setakut yang gue bilang. Ato sebenernya masih? Ah... yaudahlah. Dari letak kamar gue itu, terkadang gue bisa denger suara lain yang....gimana ya? Gue ngetik jadi horor sendiri. Intinya aja deh ya.... Jadi gini, letak kamar gue di lantai 2 kadang membuat gue bisa denger acara dangdutan kampung sebelah. That's it . Hal yang mau gue bilang. Daaan.... secara kebetulannya lag

Destiny?

Jangan berharap ini akan menjadi kisah dengan akhir bahagia atau kisah seperti kisah-kisah telenovela lainnya. Atau ini memang seperti itu? Terserah bagaimana kalian menilainya. Tapi ini adalah kisahku. *** Aku bertemu dengannya saat kelas 1 SMA. Ya, kami adalah murid baru di SMA yang cukup bergengsi ini. Kami tidak saling mengenal. Tentu saja. Kami berbeda ruangan saat masa orientasi dulu. Bahkan aku tidak pernah berpapasan dengannya sedikitpun. *** Masa orientasi telah berlalu. Ternyata kami dipertemukan di kelas yang sama. Aku tertarik? Bagaimana bisa? Tingginya saja dulu sama sepertiku. Wajahnya bahkan lebih imut dari wajahku. Sungguh kalian salah jika berpikir aku tertarik padanya dari awal. Mungkin kalian bisa menyebut itu rasa kagum. Aku yakin sekali itu hanya suatu kekaguman padanya yang begitu--tidak bisa dijelaskan. Atau lebih tepatnya tidak bisa aku jelaskan. Diawal masa SMA ku bahkan aku lebih tertarik pada temannya yang lebih tinggi dan tampan--tentu saja. Apa yan

Katakan saja aku LEBAY.....

Well then , gue tau gue emang lebay. Sudah kebiasaan--kalo ga bisa dibilang rahasia umum--kalo gue emang lebay. Gue akui. Sangat akui kalo gue emang Lebay. Seriously I admit it . But , I thought some people can be and always be like that. Maybe not all. But, mayoritas kan iya. Yaudahlah ya... kan gue belum selese ngomong kelees.... Yaudahlah ya... biasa kok banyak diomongin dari belakang. Beneran deh.... kan gue sendiri suka ngomongin orang di belakang. Jadi apa bedanya? Okelah.... gue tau gue Lebay. Makanya itu kenapa gue sedikit--okelah kalian boleh bilang banyak--masukin ke hati. Lagian... oiya! Baru 3 tahun kan. Adek gue aja masih ga bisa bedain sikap gue. Apalagi yang baru 3 tahun. Yaudahlah ya.... gue emang Lebay. Tapi daripada gue nunggu bisa nulis dan nanti jatohnya malah dendam mending gue tulis aja kali ya? Gue lebay. Emang. Lebay Banget. Tau kok! Gue belum selesai ngomong dan selalu begitu. Harusnya gue terbiasa. Tapi karena gue Lebay ya... terserah kalian menyimpulka

Is There Any Possibilty?

You are human, so do I You are living in earth, so do I You are 17th years old, so do I We eat rice, didn't we? Or you eat another meal? But we still in the same region, right? I am a girl but you are a boy Weren't we made for each other? Am I wrong? Or the right question is..... "Is there any possibilty for us?"

Too High, Isn't It?

Well then .... awalnya gue pengen ngasih judul hopeless tapi gue berpikir kalau judul yang gue kasih sekarang itu lebih tepat. Too high . Karena, kalau gue berpikir ulang it's all too high . I admit it . Ceritanya gini... pas lagi pelajaran Aqidah ni kejadiannya. Dan entah dia memulai pembukaannya gimana, yang jelas tiba-tiba dia nyuruh beberapa anak buat maju ke depan dan bikin gambar apa aja yang pengen digambar. Yang pertama disuruh maju emang bukan gue tapi si Fauzan. Dari yang dia gambar--lingkaran dengan tulisan osu--semacam game gitu-- Pak Hawk bilang bla....bla....bla.....gitu. Yang gue inget itu cuma bagian dia suka mundur ditengah jalan dan kesannya kayak pengecut. Hahahahaha.. Bukan itu inti ceritanya*nyengir* setelah beberapa orang di suruh maju akhirnya dia-yang-namanya-tidak-boleh-disebut disuruh maju juga. Guess what ? Yang dia gambar bulan sabit. Well , gue ga terlalu mikirin apa penjelasannya sih... tapi setelah beberapa orang maju gue kena tunjuk. Urutan ked

New Year, New Room

Image
Selamat... Pagi ato Siang ya? Well, selamat atas pencapaian apapun yang udah kalian lakukan kemarin, kemarin lusa, minggu lalu, 2 minggu lalu, bulan lalu, bahkan tahun lalu. Selama itu merupakan suatu pencapaian yang membuat kalian senang dan semangat ato hanya suatu kebiasaan buruk yang udah bisa kalian kurangi gue ucapkan selamat! :-) Ahahay... bertele-tele ya? Biar ada prolog aja sih... kan ga seru kalo gue langsung masuk cerita. Ye ga? Jadi gini, sesuai judul yang gue kasih gue mau cerita tentang kamar gue yang baru. Atau lebih tepat gue sebut kamar gue yang lama dengan tata letak barang yang baru? Karena, pada kenyataannya kamar gue emang masih disitu-situ juga. Maksudnyaaa.... kamar gue masih terletak di lantai 2, pintu ke2 dari bagian rumah bokap gue. Kenapa rumah bokap? Karena kan emang bukan rumah gue. Kalo gue bilang rumah gue ya kan harusnya akta tanah, surat hak milik dll itu atas nama gue. Ye ga? Jadi, ga ada yang baru dari kamar gue kecuali lemari yang lebih lebar dan

Just Think

Aku melangkahkan kaki ke luar gerbang. Disana berdiri dia dengan segala pesonanya. Menyapaku dengan senyumnya yang membuatku meleleh seandainya bisa. Tiba-tiba seorang perempuan muncul dari balik bahunya. Menyapaku juga dengan senyum seperti malaikat. Sungguh bodoh diriku. Yah.... kalian tahu apa yang kalian tahu. Benar. Tebakan kalian benar. Apapun yang kalian pikir tentang aku itu benar. Aku bodoh? Memang. Aku tidak akan menyangkalnya. Pada kenyataannya aku menyukai dia yang sudah memiliki pendamping. Merebutnya? Kalian gila. Menyukainya saja sudah merupakan kegilaan bagiku. Apakah....? Tidak. Dia tidak tahu. Dan aku sama sekali tidak mengharapkannya untuk tahu. Tidak ada gunanya juga. Coba kalian pikir. Wanita secantik--salah--semanis dia bersaing denganku? Tentu saja dia kalah. Bahkan aku berjuta kali melebihi wanita itu. Kecuali satu hal. Hatinya yang entah seperti apa. Yang jelas wanita itu yang selalu membuatku kembali bangkit di semua keterpurukanku. Tidak mungkin aku mereb