Terpaksa

pagi yang cerah. ga deng pagi yang mendung seperti suasana hatiku ini. bangun pagi seperti rutinitas biasa. aku mendapat pesan dari temanku. aku pun mulai bersiap-siap. tentu saja aku sudah selesai sarapan sehingga aku hanya tinggal mandi dan ganti baju(iyalah). turun tangga dengan membawa tas yang berisi barang-barang yang aku perlukan disana. aku berjalan keluar dan berpapasan dengan ayah yang baru pulang dari acaranya. saat itu sekitar jam berapa ya? lupa. hehehehe....
ayah bertanya "mau kemana mba?"
"mau ke sekolah yah.." jawabku bergegas.
"loh? mba ngapain ke sekolah? kan libur." kata ibuku nimbrung.
" iya aku harus ke sekolah penting." jawabku meyakinkan.
"ngapain sih? ijin aja ama temen kamu kamu ga bisa dateng." kata ayah membuat langkahku terhenti.
"tapi aku udah siap yah.." kataku meyakinkan untuk yang kedua kalinya.
"mba, kamu ga punya perasaan ya! kamu ga mikir ayah cape?" kata ibu dengan nada suara yang meninggi. aku menunduk.
"yaudah. aku berangkat sendiri aja. gapapa kok." kata ku akhirnya.
"ngapain sih.. kalo kamu gini terus. ibu bakal dateng kesekolah dan nyamperin ketuanya biar dia sadar." kata ibu mulai marah.
fine. gue ga pergi. liat aja. gue bakal secepatnya berusaha keluar dari rumah ini. batinku benar-benar kesal. Akhirnya aku benar-benar terpaksa dirumah menuruti kemauan orangtuaku.

Comments

Popular posts from this blog

Backstabber

Destiny?

Not Saying Word