Hilangnya Kunci Motor

Sebenernya cerita ini buat tugas bahasa Indonesia. emang buat tugas itu tapi ga ada salahnya kan gue share :)
Pukul 04.30 alarm ku berbunyi seperti biasa. Hari ini hari Sabtu yang membuatku kembali tidur setelah sebelumnya mematikan alarmku. Akhirnya seluruh keluargaku bangun cukup siang sekitar pukul 05.30 yang membuat kami bergegas untuk segera bersiap-siap. Berhubung aku masuk jam tujuh aku segera bergegas. Lain halnya dengan adikku, Danang. Mentang – mentang dia masuk pukul 07.30 dan jarak sekolahnya yang cukup dekat dia malah kembali tidur. Untung saja ayahku tidak ikut – ikut kembali tidur karena jika ya, bisa di pastikan aku akan datang terlambat.
            Ibuku yang baik sudah menyiapkan bekal dan sarapanku. Aku yang tidak ingin membuang waktu pun segera makan. Saat aku makan aku melihat ayahku sedang mengeluarkan motor. Akhirnya aku siap berangkat. Tapi tiba – tiba ayahku bertanya “Mbak, liat kunci motor ga?”
“Loh? Kan ayah yang tadi ngeluarin motor.” Kataku bingung.
“Ada apa? Kok kalian belum berangkat?” Tanya ibu dengan lemah lembut.
“Kunci motornya ga ada bu. Ibu liat ga kunci motornya?” tanyaku pada ibu.
“Mungkin aja diambil sama tamu yang tadi dateng.” Kataku menduga.
“Iya mungkin aja. Tadi aku taruhnya dekat sini. Kan dia juga tadi ada disekitar sini. Siapa tau?” kata ayah setuju dengan dugaanku.
“Tidak mungkin. Ayah aja kali yang lupa naro nya.” Kata ibu sabar.
“Enggak bu. Aku inget aku naro nya disini.” Kata ayah yakin.
“Ga mungkin ilang kalo gitu. Ayahkan pelupa orangnya.” Kata ibu berusaha sabar.
“Danang, kamu liat kunci motor ayah ga?” tanyaku pada Danang yang sudah setengah tertidur. Dengan sedikit kesal dan acuhnya dia jawab “Berisik lu mbak… gue kan mau tidur lagi.”
“Yee… elu tuh ya.. bantuin cariin napa. Gue udah telat tau.” Kataku bersungut-sungut.
“Nang, kamu bantui ayah kamu dong cari kunci motornya. Sekalian kamu siap – siap sekarang udah jam setengah tujuh.” Kata ibu dengan sabarnya.
“Yah.. bu. Kan masih jam segitu. Aku kan jalan ke sekolah paling lama cuma 15 menitan.” Kata Danang yang masih berniat melanjutkan tidurnya.
“Yee… ga tau kan lu kalo sabtu tuh kalo kalo berangkat siang macetnya parah tau.” Kataku kesal denga kata – kataku sendiri karena mengingatkanku bahwa aku pasti terlambat.
“Yah.. udah ketemu belum?” tanyaku pada ayah yang sedang mencari.
“Coba ayah inget – inget dulu. Siapa tau ayah lupa naronya.” Kata ibu lagi masih dengan sabar.
“Nah… ini dia.” Kata ayah berseru senang.
“Ketemu yah?” tanyaku tidak yakin.
“Tuh kan… ibu bilang juga apa. Ayah yang lupa naro nya. Ayah nemu dimana?” Tanya ibu tenang.
“Ayah taro di kantong baju di dalam lemari.” Kata ayah tanpa merasa bersalah telah menduga yang tidak - tidak.
“Makanya yah.. jangan suka nuduh orang sembarangan.” Kata Danang nyeletuk tiba – tiba.
“Apa dah lu, Nang. Nimbrung aja. Ayo yah. Kita berangkat. Aku udah telat nih..” kataku tidak sabar.
“Iya sebentar ayah pake jaket dulu.” Kata ayah yang sedang mengenakan jaketnya.
“Nah.. itu pelajaran kalo kita ga boleh berburuk sangka sama orang lain.” Kata ibu lembut.
“Iya bu.. yaudah bu.. aku berangkat ya..” Kataku setelah salim dengan ibu.
“Iya hati – hati. Jangan pulang malem – malem. Ayah jangan ngebut.” Kata ibu mengingatkan ku dan ayah.
“Insya Allah. Assalamu’alaikum.” Kata ku yang telah duduk diatas jok motor.
“Wa’alaikumsalam.” Jawab ibu sambil melambai padaku yang telah cukup jauh.
Just leave comment please :)

Comments

Popular posts from this blog

Backstabber

Not Saying Word

Destiny?