10 Years Later part 3

Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 saat kami--aku dan Eva--tiba. Aku pikir kami adalah yang terakhir datang, tapi ternyata.... Selang beberapa saat kemudian.... Dia datang. Ya, dia--orang itu--datang.
"Evaaa.... liat dia dateng. Dia dateng, Va... My Gosh." Kataku berbisik pada Eva yang berdiri disebelahku.
"Gue liat kali, Ndis." Kata Eva kesal karena sikutanku. Dibelakangnya menyusul Sari.
"Sari?" Kataku heran. Aku segera berlari ke arah Sari walaupun dia berada tepat didepan Sari. Aku sampai tidak memperhatikan karena, melihat perubahan pada diri Sari.
"Sariiii!!" Kataku memeluknya.
"Gendis, apa kabar?" Katanya bertanya lembut membalas pelukanku
"Baiiik. Yaampun, Sawiii... Lo berubah. A lot. Terakhir gue liat lo dipernikahan lo sendiri gue pikir karena, yah... begitulah. Maksud gue itu pernikahan lo, jadi ya wajar aja lu kalem dan lembut gitu. Ternyata lo emang berubah ya." Kataku masih tidak menyangka perubahan yang terjadi pada Sari.
'Apa gue bakal kayak Sari ya? Jadi kalem gitu pas udah nikah?' Tanyaku dalam hati.
"Gendis, udah ah liatin guenya. Lo ga nyamperin dia juga?" Tanyanya menggodaku.
"Apasih, Saw?"
"Sawiiii.... kita kan kangen. Gendis maruk nih." Kata Aida menarik Sari menjauh dariku.
"Nih! Bawalah bawa." Kataku sedikit kesal. Berarti jika Sari dibawa pergi aku sendirian dong? Mana saat menghampiri Sari aku malah meninggalkan Eva lagi. Huft. Sebelum aku menjauh aku masih sempat mendengar pertanyaan Aida yang bertubi-tubi pada Sari.
"Sawii... mana suami lo? Kok ga dibawa? Udah isi belum?" Dan hanya dijawab Sari dengan gelengan. Saat sedang memperhatikan sekeliling seseorang menepuk pundakku.
***
TBC
Hohoho.... gimana ceritanya. Siapa ya itu yang nepuk bahu gue? Wkwkwk*peace* kalo ga komen gue ga lanjut ah post-nya

Comments

Popular posts from this blog

Backstabber

Destiny?

Not Saying Word