10 Years Later Part 6 - End

"Gue suka sama lu. Dan gue mau nikah sama lu, Ndis." Katanya dan sudah berjongkok didepanku.
'Sejak kapan?' Tanyaku dalam hati.
"Kalo gue bilang gue udah punya suami gimana?"
"Ga mungkin."
"Kenapa ga mungkin?"
"Karena ga ada satu cincin nikah dijari lu."
"Kalo ternyata gue sengaja ga pake cincinnya gimana?"
"Ga mungkin. Gue udah nanya langsung sama Ahlan sama Eva. Dan gue sempet denger percakapan lu sama Tami tadi."
"Tapi kenapa tiba-tiba?"
"Ini ga tiba-tiba kok. Gue udah ngerencanain dari lama. Sekarang gue udah sukses, Ndis. Dan punya semua kriteria yang lu mau. Jadi lu ga punya alasan buat nolak gue."
"Kalo ternyata gue udah ga suka dan sayang lagi sama lu gimana?"
"Itu juga pasti bohong. Izzudin sendiri yang bilang ke gue soalnya."
"What? Jadi...."
"Iya. Jadi diterima ato engga?"
"Hh... gue bingung sejujurnya. Such a dream comes true."
"It is, Ndis. Dan ini nyata." Katanya menggenggam tanganku.
".........." aku mengangguk. Tiba-tiba.....
"Cieee.... Ciee.... Aaeee..." suara dari belakang membuatku menengok dan melihat bahwa teman-temanku daritadi ternyata memperhatikan.
"Kaliaaaan~ Eh... ngapain nih deket-deket?" Kataku saat sadar Gilang menutup jarak diantara kami.
"Mau cium lah." Katanya--sungguh dia tidak cocok bersikap seperti itu.
"Enggak!" Kataku berlari menjauh.
"Hahahahaha.... kasian banget lo, Lang." Celetuk salah seorang yang entah siapa.
"Hahahahha"
END
***
Gimana? Gimana? Seru gaa? Niatnya mau nge-post yang lain. Tapi ga deh... ampe beneran dibaca orangnya.... aduuh... ga ngerti deh gue *ngubur diri*
Makasih buat yang udah baca :-) lebih makasih lagi yang udah komen :-* :-* ♥♥♥

Comments

Popular posts from this blog

Backstabber

Destiny?

Not Saying Word