Bibliognost

Pict. from Twitter

"Pasti bentar lagi kamu senyum senyum" Katanya memperhatikanku.
"Habis ini mukanya berubah, gegara aku isengin." Katanya yang masih memperhatikanku yang mulai kesal karena tebak-tebakannya yang tepat as I am an open book.
"Gausah rese deh. Aku tuh bukan buku ya..."
"...yang bisa kamu baca dan kamu inget setiap isinya." Katanya lagi melanjutkan perkataanku. Kami sekarang berada di foodcourt mall tempat kami biasa makan sehabis nonton. 
"Terus habis ini kamu bakal pegang hape lagi dan senyum-senyum lagi." Seperti perkataannya, aku kembali mengecek handphone-ku. Disana ada pesannya yang mengabarkan akan pulang besok dan memintaku menjemputnya di stasiun.
Jelas aku senang bukan main dan kembali tersenyum, pelangiku kembali.
Aku tahu aku egois. Kembali pada petrichor saat pelangiku pergi.
"Habis ini..." Belum selesai aku berbicara, dia sudah memotongku.
"...temenin aku cari sesuatu buat nyambut kepulangan dia, tapi kita harus habisin makan kita dulu."
"Iya." Katanya melanjutkan dan menyetujui perkataanku.
"Hehehehe..." Kataku sambil menyendok makanan yang ada didepanku.
***
"Makasih ya." Kataku setelah turun dari motornya.
"Makasih udah mau nemenin nonton, makan dan anter kamu beli sesuatu buat dia." Katanya tersenyum.
Seriously, can you be more sweet than this? Kalimat yang hanya bisa aku ucapkan dalam hati karena jika diucapkan aku akan sangat jahat.
Seperti dia yang mungkin hafal semua gerak-gerik dan perkataanku, aku tahu apa jawabannya jika menanyakan hal itu lagi.
***
"Aku bisa dan akan selalu bisa untuk kamu. Apapun tentang kamu. Kamu tau itu."
"Kenapa?"
"Karena kita bibliognost to each other."
"Bibliognost? Apa itu?"
"Hahaha...PR buat kamu cari tahu."
"Yaudah. Makasih ya udah nemenin aku seharian. Hati-hati pulangnya"
"Ya. See you when I see you?"
Aku membalasnya dengan anggukan dan berbalik untuk membuka pagar. Menunggunya benar-benar pergi dari balik pagar.
***
"Pasti lagi mikirin kita ya." Katanya mengambil tanganku. Dia masih diatas motornya dan aku masih dengan helm pinjamannya di tanganku yang tidak dia genggam. Aku hanya tersenyum.
"Kan." Katanya menggoyangkan tanganku.
"Yaudah aku pulang ya. Inget..."
"Kamu ga masalah sama kita. Jadi aku boleh berhenti berpikiran kalo aku jahat. Kamu juga udah re-charge diri kamu karena beberapa hari terakhir udah selalu bareng aku walaupun cuma sebentar. Jadi, besok aku harus ketemu sama pelangiku dengan senyum lebar karena kamu juga udah senang sampai nanti kita ketemu lagi." Kali ini aku yang melanjutkan perkataannya.
Dia hanya tersenyum menepuk kepalaku. Dia sempat ingin mengatakan sesuatu lagi.
Aku sudah terlanjur bergerak untuk meletakkan helm di jok motor, berbalik membuka pagar serta masuk ke dalam dan menunggunya pergi karena itu adalah hal yang akan dia instruksikan padaku selanjutnya. Dia tertawa kecil.
"See you when I see you?"
"See you when I see you." Balasku tersenyum.

Yes. We are bibliognost to each other. And I'm more than happy to have something common with you. Thank you, sorry.

Comments

Popular posts from this blog

Not Saying Word

Backstabber