How It Turns Out

I'm done hating myself for feeling
"Lu selingkuh dari gue!"
"Sayang, ini ga seperti yang kamu lihat. Kita kebetulan ketemu disini." Katanya mengejarku. Aku tidak berniat melakukan konfrontasi di depan perempuan entah siapa yang sedang dia rangkul. Jadi, setelah aku mengatakannya didepan mereka aku memutuskan berjalan menjauh tanpa peduli panggilannya.
Aku sudah membiarkannya terlalu lama. Apa yang aku lihat adalah bukti nyata yang selama ini aku coba abaikan.
____
I'm done crying myself awake
Satu minggu lalu...
"Udah ya...nanti aku hubungi lagi." Katanya melihat aku masuk ke kontrakan kami.
"Siapa yang telepon?"
"Temen, nanyain kapan bisa kumpul lagi. Kok baru pulang?"
"Iya. Banyak yang berantakan ga tau kenapa." Jawabku sambil melepas blazer dan meletakannya dalam bak cuci. Dia menghampiriku dan membawakan tasku ke dalam kamar kami.
I've gotta leave and start the healing
_____
Aku meraba bagian ranjang disebelahku, dingin. Aku memutuskan ke dapur mengambil minum, menemukannya berbicara dengan seseorang di telepon.
"Iya. Nanti aku sempetin kesana."
.
"Iya. Ini mau tidur habis denger suara kamu juga tidur."
.
"Good night. Love you too."
Tidak lama dia mematikan ponselnya dan menuju ke kamar. Tanpa sadar akhirnya aku melepaskan cengkraman pada gelas yang aku pegang dan meletakannya kasar di bak cuci sebelum kembali ke kamar.
"Loh? Kamu bangun?" Tanyanya baru sadar saat akan berbaring dan melihatku masuk.
"Iya. Haus." Jawabku dengan nada yang dibuat sewajarnya. Sekilas aku melihat dia mendesah lega. Kami kembali berbaring dan dia menarikku ke dalam pelukannya dan mencium puncak kepalaku.
But when you move like that, I just want to stay
____
What I have become?
Looking through your phone now
Saat ini...
Dia kembali ke rumah kontrakan kami saat aku sudah selesai membereskan koperku.
"Kamu mau ke mana?"
"Pergi."
"Sayang, dengerin aku dulu." Katanya berusaha menahanku keluar kamar menyeret koperku.
Love to you is just a game
"Apa? Apa lagi?"
"Dia temen aku."
"Iya temen. Temen yang selalu di telepon tiap malem. Temen yang selalu ngasih kabar, ngingetin makan. Bahkan temen sayang-sayangan." Kataku berusaha melepaskan cengkramannya.
"I know. Jadi sekarang lepas!" Kataku sekali lagi menatap matanya. Saat dia kembali menatap langsung mataku, dia melepaskan cengkramannya.
Look what I've done
Dialing up the numbers on you
____
I don't want my heart to break
Aku kembali ke rumah orangtuaku. Mereka sudah lama tidak ada, jadi aku hanya menemukan adikku yang sepertinya akan berangkat kuliah.
"Lo balik? Ngapain?"
"Gapapa. Kamar gue belum disewain kan?"
"Ya enggalah. Yang luar yang disewain."
"Mau ngampus ya lu?"
"Iya. Gapapa kan? Kalo laper ada makanan di meja, tapi ga ada bahan apapun di kulkas jadi terserah lu kalo mau pesen makan online."
"Iya bawel. Berangkat sana."
"Pamit ya. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam." Jawabku pelan. Sedikit bersyukur karena adikku bukan termasuk orang yang penasaran dan membiarkanku sendirian seperti sekarang. Aku memang sedang butuh sendiri. Dia tidak menyusulku. Apa yang aku harapkan setelah melihatnya langsung tadi tengah merangkul seorang perempuan?
Baby, how do you sleep when you lie to me?
All that shame and all that danger
____
I'm hoping that my love will keep you up tonight
Gue akhirnya terduduk diatas kasur kita. Bodoh. Bodoh. Sangat bodoh. Apa yang coba gue lakukan? Gue meremas rambut dengan kasar.
Sorot matanya jelas menunjukan kekecewaan dan itu karena gue. Gue ga bisa nyusul dia karena gue tau betapa kecewanya dia dibohongi. Apa yang gue bisa lakukan sekarang? Gue menatap tempat tidur kami dan menemukan bantal lehernya. Tanpa sadar gue tertidur dengan bantalnya dalam pelukan gue.
____
Terbangun dengan kepala pusing, aku mencoba duduk diatas kasurku. Mencoba mengingat apa yang terjadi dan mencari gawaiku.
08.35 PM
"Lama juga aku tidur." Kataku melihat pada jam yang ada di nakas. Memfokuskan pandangan pada gawaiku dan melihat notifikasi yang masuk saat tanpa sadar aku tertidur.
Baby, how do you sleep when you lie to me?
All that fear and all that danger
____
I'm hoping that my love will keep you up tonight
Gue terbangun saat diluar gelap. Entah sudah berapa gue ga sadar kalo tertidur memeluk bantalnya sambil menangis. Kepala gue pusing.Biasanya dia yang akan bantuin gue duduk kalo lagi ga enak badan gini, menyiapkan minuman hangat. Jadi, gue mencari handphone gue dan mencoba menghubunginya.
Dia online. Gue mencoba meneleponnya tapi tidak diangkat. Jadi, gue membuka chat room gue dengannya dan menuliskan pesan.
'I know I'm not sorry. But, I still want to say. I'm sorry. I really sorry. For hurting you.
'I'm stupid. I can't sleep without you. I'm sorry I hurt you. I'm sorry for breaking your trust. I'm sorry.'
'I love you. I'm sorry.'
'I was wrong. I cheated on you. I admit that.'
'Aku bener-bener minta maaf. Aku ga mungkin minta kamu balik ke aku karena kesalahanku kan?'
'Aku bener-bener minta maaf. Aku masih sayang kamu.'
Gue emang bodoh. Menyia-nyiakan apa yang udah gue punya. Dia ga bakal kembali dan yang tersisa darinya hanyalah kenangan gue sama dia disini. Di rumah kontrakan yang kami putuskan sewa bersama dulu.
Love will keep me up tonight
-END-

Comments

Popular posts from this blog

Backstabber

Not Saying Word