"Paper Towns" - John Green

Menceritakan mengenai dua tokoh Margo Roth Spielgman dan Quentin Jacobsen(?) dan bagaimana cara mereka memandang satu sama lain dan orang-orang disekitarnya. Cerita ini bermula dari Q, panggilan untuk Quentin, yang diajak Margo untuk melakukan pembalasan dendam terhadap kumpulan temannya yang dia rasa sudah bukan lagi temannya. Di mana Margo dikhianati temannya yang berselingkuh dengan pacarnya. Namun, setelah hari berganti Margo menghilang. Q yang merasa ada yang salah dengan keadaan tersebut mencoba mencari keberadaan Margo. Berusaha dengan mulai mengumpulkan petunjuk yang menurutnya, seperti ditinggalkan Margo untuknya. Dalam pencariannya, Q mendapati bahwa Margo mungkin bukan seperti apa yang ia kenal dan lihat sampai saat ini.

Now my review to this book. Saat dibaca dengan bahasa Indonesia alurnya terasa jadi lebih panjang namun semakin cepat diakhir. Ga semua yang diartikan ke bahasa jadi mudah dipahami sebenernya. Bahkan ada beberapa yang (mungkin) merupakan lelucon menjadi tidak lucu saat diterjemahkan. Terlepas dari terjemahan, buku ini menjadi sebuah pelajaran pengalaman hidup bahwa apapun yang kita bayangkan mungkin tidak akan berjalan seperti bayangan kita. Tidak semua hal yang terjadi dalam kehidupan memiliki jawaban langsung. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah kita siap memahami apa yang terjadi walaupun itu tidak sesuai dari apa yang kita harapkan? Bukan berarti kita berhenti berharap karena, dengan adanya harapan kita akan lebih bisa memahami apa yang tengah terjadi dalam hidup kita.
Hal yang menarik lainnya ada informasi (yang mungkin sebenarnya adalah fakta) terkait jebakan hak cipta pada peta. Menjadi menarik karena ini adalah awal dari mana istilah Kota Kertas (Paper Town) yang diambil jadi judul buku berasal.

I'm not good at giving score coz, it's too quantitative which I (almost) hate it. Despite I believe in value which is more qualitative (I think also have more variable than it seems).
Jadi bacaan saat self-quarantine n chill is okay. Untuk menemani perjalanan panjang juga tidak masalah karena berjalan dalam hal ini pergi (entah kemana) adalah apa yang dua tokoh ini lakukan dalam buku. Cheers!

Comments

Popular posts from this blog

Backstabber

Not Saying Word